Masalah Sosial Pada Masyarakat Nelayan




Nama     : Anti Nur Anggraeni
Kelas      : XI IPS 3
Nomor   : 03
Sekolah  : SMA N 1 Pamotan


Pembukaan,
          Tulisan ini merupakan hasil study dokumen tentang Masalah nelayan. 5 hal yang dikaji antara lain: Jenis masalah sosial, Sebab-sebab terjadinya masalah, Proses terjadinya masalah, Dampak terjadinya masalah, Solusi dari masalah sosial. Teknik menyusun tulisan ini menggunakan 5 data artikel dokumen tentang masalah sosial masyarakat nelayan yang kemudian diidentifikasi dan diolah sedemikian rupa hingga menjadi sebuah paparan tulisan baru. Adapun paparannya sebagai berikut: Kondisi Alam,Tingkat Pendidikan Nelayan, Pola Kehidupan Nelayan, Pemasaran Hasil Tangkapan, Program pemerintah Yang Belum Memihak Nelayan.

Isi,

Masalah Sosial Pada Masyarakat Nelayan

          Sebagian besar wilayah Indonesia adalah terdiri dari lautan dan memiliki potensi kelautan cukup besar, dengan potensi yang dimiliki tersebut seharusnya dapat mensejahterakan kehidupan masyarakat nelayan yang menggantungkan hidup pada potensi kelautan (maritim) tersebut.

          Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal dipinggir pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya. Walaupun tidak ada data yang pasti, karena dalam sensus pekerjaan nelayan dimasukkan dalam kategori petani, namun diakui jumlah mereka cukup besar.

         Kehidupan masyarakat nelayan senantiasa dilanda kemiskinan, bahkan kehidupan nelayan sering diidentikkan dengan kemiskinan. Kompleksnya permasalahan kemiskinan masyarakat nelayan terjadi disebabkan masyarakat nelayan hidup dalam suasana alam yang keras yang selalu diliputi ketidakpastian dalam menjalankan usahanya. Nelayan yang miskin umumnya belum tersentuh teknologi modern, kualitas sumber daya manusia rendah dan tingkat produktivitas hasil tangkapannya juga sangat rendah.

          Pola hidup konsumtif menjadi masalah laten pada masyarakat nelayan, dimana pada saat penghasilan banyak, tidak ditabung untuk persiapan paceklik, melainkan dijadikan kesempatan untuk membeli kebutuhan sekunder. Tidak semua daerah pesisir memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Hal tersebut membuat para nelayan terpaksa untuk menjual hasil tangkapan mereka kepada tengkulak dengan harga di bawah harga pasar. Kebijakan pemerintah yang tidak memihak masyarakat miskin, banyak kebijakan terkait penanggulangan kemiskinan bersifat top down dan selalu menjadikan masyarakat sebagai objek, bukan subjek. Kebijakan yang pro nelayan mutlak diperlukan, yakni sebuah kebijakan sosial yang akan mensejahterakan masyarakat dan kehidupan nelayan.

          Penyebab pokok yang menimbulkan kemiskinan masyarakat nelayan adalah Belum adanya kebijakan dan aplikasi pembangunan kawasan pesisir dan masyarakat nelayan yang terintegrasi atau terpadu di antara para pelaku pembangunan. Masalah isolasi geografis desa nelayan, sehingga menyulitkan keluar masuk barang, jasa, kapital, dan manusia. Berimplikasi melambatkan dinamika sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat nelayan. Keterbatasan modal usaha atau investasi sehingga menyulitkan nelayan meningkatkan kegiatan ekonomi perikanannya. Adanya relasi sosial ekonomi ”eksploitatif” dengan pemilik perahu dan pedagang perantara (tengkulak) dalam kehidupan masyarakat nelayan. Rendahnya tingkat pendapatan rumah tangga nelayan, berdampak sulitnya peningkatan skala usaha dan perbaikan kualitas hidup. Kesejahteraan sosial nelayan yang rendah sehingga mempengaruhi mobilitas sosial mereka.

          Dengan teknologi yang terbatas, maka ketergantungan terhadap musim menjadi sangat tinggi, dan wilayah tangkap nya juga terbatas, akibatnya hasil tangkapan juga terbatas. Selain itu, kondisi sumber daya perikanan yang bersifat milik umum telah mengakibatkan terjadinya persaingan dalam memperebutkan sumber daya, sehingga para nelayan tradisional itu akan selalu kalah dalam persaingan. Kondisi inilah yang mengakibatkan pendapatan nelayan menjadi rendah.

          Kondisi yang dialami nelayan tentunya sangat memprihatinkan, karena nelayan merupakan ujung tombak pengelola perikanan di Indonesia. Mengingat laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, sehingga lahan di daratan akan dirasakan semakin sempit, maka matapencarian sebagai nelayan diharapkan menjadi tumpuan harapan di masa depan. Untuk itu di masa depan masyarakat secara berangsur-angsur diharapkan terdorong untuk mengalihkan kegiatan ekonominya ke arah laut.

          Dengan demikian mengatasi kemiskinan nelayan sebaiknya harus diawali dengan adanya data akurat statistik. Selanjutnya ditindaklanjuti mengenai apa penyebab dari kemiskinan tersebut, apakah karena jeratan utang atau faktor lain. Kemudian cara atau metode untuk menanggulanginya lebih terfokus pada nelayan-nelayan yang berada pada subordinasi tengkulak. Bagaimanpun juga penyebab kemiskinan tidaklah sama disemua wilayah, bahkan ukurannya pun bisa berbeda-beda atau tergantung kondisi setempat. Sehingga formula pengentasan kemiskinan pun tidak bisa digeneralisir pada semua wilayah atau semua sektor.


Penutup,

Sekian tulisan dari saya, jika ada kesamaan atau salah kata. Saya tidak bermaksud saya minta maaf, Terima Kasih.....


Sumber dari:

4.) Pemasaran Hasil Tangkapan
http://www.bppp-tegal.com/web/index.php/artikel/122-sosiologi-masyarakat-nelayan diakses pada tanggal 26/10/2019 pukul 09.25


http://blog.unnes.ac.id/najib23/kehidupan-nelayan-di-rembang/ diakses pada tanggal 10/11/2019 pukul 12.05

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KELOMPOK POSYANDU DESA BANYUURIP

DAFTAR PERTANYAAN POSYANDU DESA BANYU URIP